PTMB Kaji Desalinasi Air Laut

Balikpapan – .Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PDAM) terus melakukan kajian terhadap desalinasi air laut. Hal itu untuk mengatasi ketersediaan air baku yang masih terbatas. Di mana kota minyak sangat bergantung pada dua waduk tadah hujan yang ada. Yakni Waduk Manggar dan Teritip.

“Jajaran direksi dan dewas minta maaf kepada warga atau pelanggan. Sebab, tak ada langkah lain mengatasi krisis air itu hanya lewat giliran distribusi yang dilakukan. Termasuk budaya tampung air,” ujar Direktur Operasional PTMB (PDAM), Anang Fadliansyah.

Menurut Anang, kondisi waduk menjadi rujukan utama dalam melakukan distribusi air ke pelanggan. Sebab merujuk pada Oktober 2023 lalu tidak hanya Waduk Manggar yang levelnya turun. Tetapi, juga Waduk Teritip yang sekarang pada posisi debit air di level 2,7 meter yang normalnya harus 5 meter.

Pola yang sama, lanjut Anang, juga terjadi pada distribusi air tangki. Karena cadangan airnya pun tergantung dari Waduk Manggar. Jika debit airnya kecil, maka air tangki pun harus mengalami antrean atau daftar tunggu panjang. Bahkan pihak PTMB mengalami banyak komplain warga lewat media massa dan media sosial. Sebab memang belum ada solusi selain berharap waduk terisi dan debit airnya kembali normal.

“Jujur, kami orang PDAM sebagai warga juga terdampak. Ada yang sampai ikut antri dapat layanan  mobil tangki. Jadi bukan berarti kita tidak menjawab kritik warga di sosial media,” tuturnya lagi.

Mengenai desalinasi, tambah Anang, sekarang ini kajian untuk mendapatkan air baku terus berjalan. Namun kajiannya harus jelas dan matang. Karena secara biaya tentu sangat mahal dan berdampak pada harga keekonomian bagi masyarakat. “Kalau desalinasi itu harus matang kajiannya. Jangan nanti debitnya kecil yang dihasilkan, juga tidak menyelesaikan masalah. Apalagi secara biaya sangat mahal,” tambahnya. (man)