Sangatta, kanalkaltim.com - Memasuki masa peliburan aktivitas belajar dan mengajar pada seluruh sekolah di wilayah Kutai Timur (Kutim) selama 14 hari, terhitung sejak tanggan 18 Maret 2020 hingga 31 Maret 2020 mendatang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim kembali mengingatkan serta mengajak seluruh masyarakat Kutim untuk sama-sama menaati surat edaran yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Kutim, terutama dalam hal membatasi aktivitas dan mengisolasi diri di rumah, demi pencegahan penyebaran dan penularan Virus Corona atau Corona Virus Disease 19 (Covid-19). Hal ini diungkapkan langsung Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Bahrani Hasanal.
“Kami kembali menghimbau kepada seluruh masyarakat Kutim tanpa terkecuali untuk sama-sama mendukung penerapan surat edaran yang telah dikeluarkan oleh Pemkab Kutim dan Dinas Kesehatan. Terutama sejak hari ini, mulai diberlakukannya aturan libur aktivitas belajar mengajar selama 14 hari pada seluruh sekolah di Kutim. Gunakanlah waktu libur ini untuk benar-benar mengurangi pergerakan atau aktivitas yang kurang perlu di luar rumah. Cukup belajar di rumah. Jangan sampai diliburkan pemerintah, tapi anak malah dibawa liburan ke Samarinda dan bahkan hingga pelesiran ke Jakarta,” tegasnya.
Lanjut Bahrani, upaya dalam pencegahan serta menekan penyebaran dan penularan Covid-19 di tengah-tengah masyarakat, merupakan tanggung jawab setiap individu masyarakat. Jika ada masyarakat yang tidak perduli akan kesehatan, maka akan sangat sulit menekan penyebaran dan penularan Covid-19 di masyarakat.
“Jangan cuek dengan kondisi (penularan Covid-19,red) yang terjadi sekarang. Jika masing-masing kita tidak bertanggung jawab dengan kesehatan diri kita sendiri dan tidak perduli dengan kesehatan keluarga dan lingkungan di sekitar kita, maka siapa lagi mau perduli. Nanti jika sudah mewabah, baru kerepotan,” ujarnya.
Ditambahkan Bahrani, upaya pemerintah dalam membatasi pergerakan atau aktivitas anak sekolah atau pelajar ini, sebenarnya juga diberlaku bagi orang tua murid. Sebab, meski dalam penelitian bahwa anak di bawah umur tidak rentan pada penularan Covid-19, namun mereka bisa menjadi pembawa virus. Hal ini lah yang seharusnya disadari oleh setiap orang tua murid.
“Hitung aja berapa jumlah anak PAUD atau TK (Taman Kanak-kanak) dalam satu sekolah. Jika masing-masing anak membawa bibit Covid-19, maka sebanyak itu pula orang tua siswa yang tertular. Dan bayangkan bagaimana penularan Covid-19 dari setiap orang tua siswa ke orang-orang yang ada di lingkungan dan pergaulannya. Makanya, sekarang cukup diam di rumah saja, jangan keluyuran, ngumpul-ngumpul apalagi begadang. Pedulilah pada kesehatan diri dan lingkungan,” ungkap Bahrani.(Adv-Kominfo)
Related