Balikpapan Perkuat 5 Klaster KRA
Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan bergerak cepat membumikan konsep Kota Ramah Anak (KRA). Yakni melalui pendekatan langsung pada lima klaster penting. Mulai dari pendidikan, tempat ibadah, fasilitas kesehatan, serta taman dan ruang terbuka hijau. Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga turut mengintegrasikan prinsip ramah anak dalam budaya kerja sehari-hari.
Wakil Walikota Balikpapan, Bagus Susetyo mengatakan kelima klaster tersebut sudah memiliki kriteria dan indikator penilaian yang terukur. Pemerintah tak ingin konsep ramah anak berhenti di wacana. Setiap sektor, dari sekolah hingga puskesmas, harus menghadirkan layanan dan fasilitas yang berpihak pada kepentingan serta kenyamanan anak-anak.
“Kami tidak hanya menetapkan indikator, tetapi juga memastikan semua sektor memahami dan melaksanakannya. Ini bukan sekadar program, ini budaya kerja yang wajib tertanam di setiap OPD,” ujarnya, Selasa (10/06).
Sebagai langkah konkret, lanjut Bagus, pihaknya meluncurkan program “Satu Taman Satu Kecamatan”. Di mana pemerintah menargetkan setiap kecamatan memiliki taman atau ruang terbuka hijau yang ramah anak, aman dan edukatif. Proses realisasinya akan melibatkan para camat beserta stakeholder terkait.
“Kita ingin kelanjutannya setiap kelurahan punya ruang terbuka hijau yang bisa mengakomodasi kebutuhan anak-anak. Tempat yang aman, nyaman dan edukatif. Ini akan bagus sekali jika semua terealisasi,” jelasnya.
Menurut Bagus program ini sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat akan ruang publik yang sehat, fungsional, dan mudah diakses. Tak hanya sebagai tempat bermain, taman-taman tersebut dirancang menjadi ruang sosial yang menghubungkan anak-anak dengan komunitasnya. Termasuk menjadi menjadi bagian dari pembangunan karakter sejak dini.
Ia menambahkan perlunya dukungan lintas sektor sebagai pilar utama keberhasilan program ini. OPD di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, hingga keagamaan harus terlibat aktif. Bahkan sekolah dasar dan menengah, puskesmas, dan tempat ibadah didorong menciptakan lingkungan yang tidak hanya aman. Tapi juga ramah terhadap kebutuhan fisik dan psikologis anak.
“Sinergi ini kuncinya. Semua OPD harus terlibat, tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Kalau kita mau anak-anak tumbuh dengan sehat dan bahagia, kita harus hadir di setiap ruang kehidupan mereka,” tambah Bagus. (man)