Hadapi Tantangan Global, Pemkab Gelar FKP dan FPD Kutai Timur 2020
Sangatta. Pemerintah Kutai Timur melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim, Rabu (11/3) mengelar Forum Konsultasi Publik (FKP) dan Forum Perangkat Daerah (FPD) Kabupaten Kutai Timur Tahun 2020, bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) Kompleks Perkantoran Pemkab Kutim, Bukit Pelangi Sangatta.
Kepala Bappeda Kutim, Edward Azran menyebutkan jika dalam menentukan arah pembangunan di tahun 2021 mendatang, Pemerintah Kutim menghadapi sejumlah tantangan serius baik dari lokal maupun tantangan yang menjadi isu global. Jika tantangan tersebut tidak menjadi perhatian dan tidak mendapatkan jalan keluar, maka tentu akan menjadi penghambat terwujudnya target visi dan misi Pemkab Kutim yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kutim 2016-2021.
“Dalam penyusunan RPJMD Kutim tahun 2016-2021, visi yang diemban yakni terwujudnya kemandirian Kutai Timur melalui pembangunan Agribisnis dan Agroindustri, berlandaskan pada lima misi yang menjadi fokus dalam pembangunan Kutim. Yakni Fokus Sumber Daya Manusia (SDM), Fokus Daya Saing Ekonomi, Fokus Infrastruktur, Fokus Lingkungan Hidup dan Fokus Tata Kelola Pemerintahan,” ungkapnya dihadapan peserta dan undangan forum.
Lanjut Edward menjabarkan, dalam perjalanannya tematik pembangunan Kutim sejak tahun 2017 hingga saat ini dan pada tahun 2021 mendatang, masing-masing memiliki program pembangunan yang fokus dan terarah, serta target yang harus dicapai.
“Pada tahun 2017, Pemkab Kutim fokus pada peningkatan pelayanan dasar dan infrastruktur pedesaan. Kemudian di tahun 2018, Pemkab Kutim fokus pada peningkatan produksi pangan dan komoditas potensi unggulan. Di tahun 2019 lalu, Pemkab Kutim fokus pada program pemantapan produksi pangan dan komoditas unggulan. Sementara di tahun ini, Pemkab Kutim fokus pada upaya peningkatan nilai tambah komoditas unggulan. Sedangkan di tahun 2021 mendatang, Pemkab Kutim fokus pada program peningkatan produk unggulan yang memiliki daya saing. Hal ini sebagaimana yang tersusun pada RKPD Kaltim tahun 2021, yakni menumbuhkan industri hilir yang mendukung ekonomi kerakyatan dan ekonomi kawasan. Juga sesuai dengan RKP 2021 Nasional, yakni meningkatkan industri dan pariwisata di berbagai wilayah, didukung oleh investasi,” jelasnya.
Namun demikian, sejumlah tantangan menghadang Kutim,baik secara regional, tingkat Kaltim dan global. Mulai dari adanya perang dagang antara Cina melawan Amerika, merebaknya wabah Virus Corona, hingga peran Tiongkok yang cukup besar dalam peta ekspor Kaltim (28% dari total non migas) dapat menahan prospek pertumbuhan ekonomi Kaltim dalam jangka menengah. Hal ini tentu mempengaruhi 3 komoditas unggulan Kutim, yakni Minyak dan Gas (Migas), Batubara dan Sawit.
“Sejumlah hal menjadi tantangan Pemeritah Kutim. Mulai dari Peningkatan SDM dan Pelayanan Dasar, minimnya produksi pangan lokal, belum optimalnya nilai tambah dan daya saing komoditas unggulan, masih perlunya peningkatan infrastruktur dasar yang akan menjadi penggerak daya saing ekonomi, pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan yang masih dianggap lemah, hingga adanya disparitas dan kualoitas kesejahteraan masyarakat. Termasuk fluktuasi harga hasil tambang (batubara) yang ikut mempengaruhi perekonomian Kutim, yang masih bertumpu pada Dana Bagi Hasil (DBH) dan Royalti,” ujar Edward. (ibn/ Adv-Kominfo)