PDAM Balikpapan Gandeng Filipina Bahas NRW

Balikpapan- Kebocoran air masih menjadi persoalan utama PDAM Balikpapan dalam upaya memaksimalkan pasokan air ke masyarakat yang sudah menjadi pelanggan. Sebab angka kehilangan air ini menyebabkan penurunan volume ke pelanggan. Sehingga ada sebagian pelanggan yang tidak mendapat pasokan air setiap hari akibat distribusi yang tersendat.

Menyikapi hal ini, Direktur Utama PDAM Balikpapan, Haidir Effendi mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan Filipina dalam hal NRW. Secara sederhana, NRW adalah setara dengan jumlah total air yang mengalir ke jaringan distribusi air minum dari sebuah Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) PDAM Balikpapan, dikurangi jumlah air yang resmi menjadi rekening dari pelanggan.

“Catatan saya, target rata-rata  nasional NRW 20 persen, saat ini masih banyak PDAM yang NRW di angka 33 sampai 40 persen. Sehingga, pengurangan NRW menjadi wajib bagi seluruh elemen PDAM,” kata Haidir.

Ia menyebutkan kerjasama dengan Filipina merupakan dukungan dari Asian Development Bank (ADB) yang memiliki perhatian terhadap bidang air minum serta sanitasi. Saat ini ADB berkeliling ke PDAM-PDAM se-Indonesia termasuk ke PDAM Balikpapan.

 “Jadi kita bersyukur PDAM Balikpapan juga mendapat dukungan dari ADB ini, sehingga Filipina dapat mengajar kita masalah NRW,” jelas Haidir.

Menurutnya pengurangan NRW dapat memberi implikasi terhadap tambahan pendapatan dari hasil air yang terjual. Juga mengurangi sambungan illegal, angka kehilangan air dan meningkatkan pelayanan pelanggan.

“Secara mudah NRW itu jika digambarkan adalah kehilangan fisik dan non fisik. Jika fisik ya kebocoran pipa yang sering terjadi, sementara yang non-fisik misalnya ketidakakuratan meter pelanggan, data water meter maupun sambungan illegal. Maka pelanggan punya peran untuk segera melapor ke PDAM jika ada water meter yang tidak akurat,” tutur Haidir. (zha)