Kualitas Air Turun, PDAM Pastikan Tidak Stop Produksi
Balikpapan – Sejak laporan keluhan pelanggan terkait penurunan kualitas air yang mengalami kekeruhan dan berbau dari akhir Ramadhan, kemudian memasuki lebaran hingga saat ini, Tim Laboratorium dan Bagian Produksi PDAM Kota Balikpapan masih berupaya melakukan tindakan perbaikan pada proses Pengolahan Air bersih di dua Instalasi Pengolahan Air Minum milik PDAM Kota Balikpapan, yaitu IPAM Batu Ampar dan IPAM Kampung Damai.
Direktur Teknik PDAM Kota Balikpapan, Arief Purnawarman mengatakan pengolahan menjadi kunci utama dalam perbaikan kualitas sumber air baku yang berasal dari Waduk Manggar. Mengingat penyebab kekeruhan tersebut berasal dari sumber waduk manggar itu sendiri, dimana telah terjadi perubahan terhadap kualitas air baku waduk manggar pada saat Peningkatan curah hujan yang menyebabkan debit air waduk bertambah dan diikuti dengan perubahan kualitas air waduk/ air baku, disaat level waduk yang Terus meningkat sampai hari ini, dimana level waduk menjadi 10,41 meter (Minggu, 31/05).
“Kami terus berupaya melakukan perbaikan kualitas air yang didistribusikan ke pelanggan meski waduk kualitasnya menurun. Dari laporan yang kami terima, air hujan menyebabkan endapan lumpur di dasar naik ke atas dan terlarut. Akibatnya kekeruhan warna air, zat melayang (TSS) serta zat besi pun meningkat,” jelasnya.
Menurut Arief kejadian ini mengakibatkan beban di unit pengolahan beroperasi dengan berat (air susah diolah). Di sisi lain pihaknya tetap harus berproduksi mendistribusikan air ke pelanggan sehingga tidak mungkin dilakukan stop produksi. Meski penurunan kualitas air yang diterima pelanggan ini menjadi keluhan yang masuk ke PDAM.
“Keluhan yang masuk rata-rata soal keruh dan bau dari air yang sampai ke pelanggan. Kan parameter kualitas air baku waduk manggar dari Warna, Kekeruhan, TSS (zat melayang) dan Besi Total. Kalau stadar kami, air baku yang diolah harus masuk dalam kategori sumber air yang pantas untuk diolah menjadi air bersih atau air minum (Layak Konumsi),” ujarnya.
Dengan kondisi seperti ini, Arief memastikan PDAM tidak dapat dilakukan untuk STOP Produksi sementara waktu, mengingat permintaan kebutuhan air sangat tinggi di masyarakat atau pelanggan. Meski di satu sisi Kualitas air Baku yang menurun, Produksi air bersih harus terus diolah secara kontinyunitas tanpa berhenti, dengan tujuan agar masyarakat tetap dapat menggunakan Air dari PDAM.
“Ini tantangan bagi PDAM dalam menanggulangi permasalahan air baku yang terjadi, dengan mempertahankan Kualitas, Kuantitas dan Kontinyunitas. Semoga proses yang sedang berjalan dalam penambahan dosis obat air ini, sesuai dengan dosis optimal yang dapat menghasilkan air bersih sesuai dengan standar layak konsumsi di PDAM,” tutupnya. (zha)