Pemkot Buka Ruang Kolaborasi KLA
Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan terus memperkuat komitmen mewujudkan Kota Ramah Anak melalui pendekatan kolaboratif. Tak hanya mengandalkan peran birokrasi, Pemkot secara aktif melibatkan masyarakat, tokoh agama dan komunitas lokal. Bahkan juga sektor swasta dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi tumbuh kembang anak.
Wakil Walikota Balikpapan, Bagus Susetyo, mengatakan upaya menciptakan kota yang ramah anak tidak cukup jika hanya dibangun di atas kertas. Pemerintah mengajak semua lapisan masyarakat untuk terlibat dalam ekosistem perlindungan anak secara nyata dan berkelanjutan. “Kalau kita ingin generasi yang kuat, maka kita harus hadir secara nyata dalam kehidupan mereka hari ini. Dan itu dimulai dari cara kita bekerja,” ujarnya, Kamis (12/06).
Pemkot Balikpapan, lanjut Bagus, menyadari perlindungan anak membutuhkan keterlibatan aktif seluruh elemen kota. Di mana pemerintah membuka ruang partisipasi bagi organisasi masyarakat sipil, pemuka agama, hingga pelaku usaha. Agar mereka turut mengambil bagian dalam menciptakan lingkungan yang layak dan aman bagi anak-anak.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Lingkungan yang kondusif untuk anak hanya bisa terwujud jika masyarakat juga ikut menjaga dan peduli. Dengan gerakan kolaboratif ini, kami menempatkan perlindungan anak sebagai tanggung jawab bersama,” jelasnya.
Menurut Bagus pihaknya siap menggelar berbagai forum diskusi, pelatihan, serta kemitraan lintas sektor untuk menyamakan pemahaman tentang prinsip Kota Ramah Anak. Melalui pendekatan ini, pemerintah ingin mendorong munculnya inisiatif lokal yang berpihak pada anak. Mulai dari taman baca komunitas, kampung ramah anak, hingga gerakan orang tua peduli sekolah.
Bagus menilai partisipasi publik bukan sekadar pelengkap, melainkan fondasi utama dalam menciptakan perubahan sosial yang berdampak langsung. Pemerintah menilai bahwa kepedulian warga terhadap anak-anak di lingkungannya mampu menjadi benteng awal dari berbagai potensi kekerasan dan eksploitasi.
“Perubahan sistemik tidak bisa berdiri di atas dokumen dan administrasi semata, melainkan tumbuh dari pemahaman, kepedulian, dan kesadaran kolektif semua pihak,” tuturnya lagi.
Bagus menambahkan salah satu bentuk nyata kolaborasi ini terlihat dalam keterlibatan pelaku usaha dalam pengembangan ruang terbuka hijau dan fasilitas bermain anak. Sejumlah perusahaan di Balikpapan telah menjalin kemitraan untuk mendukung program pemerintah termasuk penyediaan beasiswa bagi anak dari keluarga kurang mampu. (man)