Pemkot Tanamkan Budaya Kerja Ramah Anak
Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan terus meneguhkan komitmennya membangun Kota Ramah Anak melalui transformasi budaya kerja di seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, menekankan pentingnya setiap pegawai memahami dan menerapkan prinsip perlindungan anak dalam seluruh pelayanan publik.
“Kita tidak bisa hanya berpatokan pada administrasi atau target penilaian. Yang kita butuhkan adalah perubahan budaya kerja. Kalau setiap pegawai memahami dan menerapkan prinsip ramah anak dalam pekerjaannya, ujarnya, Rabu (11/06).
Bagus menilai kesuksesan menjadi Kota Layak Anak (KLA) tidak hanya dalam penilaian. Tapi juga bagaimana membentuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anak. Maka dirinya mengingatkan pembangunan Kota Ramah Anak bukan sekadar program jangka pendek. Melainkan fondasi jangka panjang yang menentukan arah pertumbuhan generasi muda.
“Kami mengajak seluruh elemen pemerintahan untuk menjadikan nilai-nilai perlindungan anak sebagai bagian dari identitas birokrasi di Balikpapan. Tidak bisa hanya sekedar seremonial belaka. Itu justru merusak cita-cita,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Bagus, Pemkot Balikpapan mendorong internalisasi nilai ramah anak mulai dari level perencanaan hingga implementasi di lapangan. Setiap pelayanan publik baik di sektor pendidikan, kesehatan, hingga pengelolaan lingkungan harus mencerminkan keberpihakan pada hak anak.
“Kita ingin prinsip ramah anak hidup di setiap meja pelayanan, di setiap keputusan kebijakan. Bahkan dalam cara pegawai kita berinteraksi dengan masyarakat. Kalau ini terealisasi jadi budaya kerja tentu bagus sekali hasilnya,” tuturnya lagi.
Langkah strategis ini, tambah Bagus bukan berdiri sendiri. Pemerintah juga mengaktifkan Gugus Tugas Kota Ramah Anak untuk memastikan konsistensi pelaksanaan program di setiap OPD. Gugus tugas ini bertugas melakukan pendampingan, pengawasan, serta evaluasi agar seluruh unit kerja bergerak seragam dalam satu visi.
Di tengah upaya tersebut, Bagus mengingatkan agar semangat membangun kota ramah anak tidak terjebak dalam euforia penghargaan semata. Ia meminta semua pihak untuk melihat tujuan jangka panjang, yakni menciptakan lingkungan yang aman, sehat, inklusif, dan mendidik bagi seluruh anak di Balikpapan.
“Kota Ramah Anak bukan soal siapa yang juara atau siapa yang jadi perwakilan. Ini tentang bagaimana kita menciptakan ruang yang benar-benar memberi peluang bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang optimal,” tambahnya. (man)