Cegah Karhutla, Tanggung Jawab Bersama

Sangatta (Kutai Timur) – Bupati Kutai Timur (Kutim), Ismunandar mengingatkan kepada seluruh masyarakat Kutim, untuk bersama-sama mengambil peran dalam upaya mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), khususnya di wilayah Kutim. Pesan ini disampaikan Ismu, saat memimpin Apel Siaga Karhutla Tahun 2020 di wilayah Kutim yang dirangkai kegiatan Apel Penerapan Menuju Tatanan Normal Baru atau New Normal, Rabu (24/6) pagi, di halaman Helipad kawasan Perkantoran Pemkab Kutim, Bukit Pelangi Sangatta.

“Jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan banjir, tanah longsor dan lainnya. Ini (mencegah Karhutla, red) tugas dan tanggung jawab kita semua. Mudahan melalui kegiatan ini, kita selalu waspada terhadap lahan kita masing-masing,” ujar Ismu.

Lanjut Ismu, sebagaimana yang disampaikan oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), bahwa pada tahun ini wilayah Kutim akan mulai memasuki musim kemarau pada awal bulan Agustus mendatang. Diperkirakan, musim kemarau ini akan terjadi hingga 3 (tiga) bulan kedepan. Sehingga wajar jika sejak dini, Pemerintah Kutim mulai mempersiapkan segala kemungkinan yang terjadi selama terjadinya kemarau.

“Kondisi kemarau panjang biasanya dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat kita untuk membuka ladang yang dipersiapkan untuk bercocok tanam pada memasuki musim penghujan. Namun yang menjadi kebiasaan sebagian besar masyarakat kita, cara membuka ladang mereka dilakukan dengan membakar tumbuhan ilalang yang ada di lahan tersebut. Kondisi ini kemudian bisa menjadi kebakaran hutan dan lahan. Kan kegiatan pembakaran lahan sudah dilarang pemerintah dan ada sanksi hukumnya. Jadi kita punya tanggung jawab bersama untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam membuka ladang, yaitu tidak harus dengan cara membakar. Tetapi dengan tehnik pengolahan tanah saja,” jelasnya.

Dalam kegiatan Apel Siaga Karhutla Tahun 2020 di wilayah Kutim, pagi tadi, juga ditampilkan simulasi terkait kebakaran hutan dan lahan yang dilukan oleh oknum masyarakat secara sengaja, serta metode penanganannya. Simulasi ini diperagakan oleh tim rekasi cepat tanggap bencana, gabungan dari unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim, TNI-Polri dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kutim, yang melibatkan sejumlah unit mobil Damkar dan mobil Jeep Fire yang memang diperuntukkan untuk penanganan Karhutla. (ibn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *