Pemkot Terus Tingkatkan Pengelolaan TPA

Balikpapan – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan terus mencari solusi atas potensi penuhnya TPA Manggar di tahun 2026. Hal itu menyusul penutupan TPA di sejumlah daerah oleh pemerintah pusat. Secara tidak langsung kota ini bisa mengalami hal yang sama jika tidak ada inovasi dalam pengelolaan sampah.

Kepala DLH Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengatakan pihaknya sudah mencoba pengelolaan sampah dengan menerapkan sistem sanitary landfill. Langkah ini dinilainya lebih maju dibandingkan sekitar 206 kabupaten/kota lain di Indonesia yang masih menggunakan sistem “open dumping” dan kini menghadapi penutupan TPA.

“Indonesia sudah darurat sampah. Ada sekitar 206 kabupaten dan kota yang TPA-nya ditutup karena masih menggunakan sistem open dumping. Seharusnya sekarang sudah menerapkan sanitary landfill seperti yang kami lakukan,” ujarnya, Selasa (15/04).

Sudirman menyebut, sistem sanitary landfill jauh lebih ramah lingkungan karena mampu mengelola limbah secara higienis. Mulai dari meminimalkan pencemaran, mengendalikan emisi gas dan air limbah. Dengan sistem ini, Balikpapan menjadi salah satu kota yang dianggap berhasil mengelola sampah secara bertanggung jawab.

“Kami terus meningkatkan kualitas pengelolaan TPA agar tidak hanya sesuai standar nasional. Tapi juga memberikan dampak positif langsung bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Meski ada saja hambatan di lapangan,” jelasnya.

Sudirman mengakui keberhasilan sistem ini tidak bisa berjalan tanpa dukungan masyarakat. Ia menegaskan pentingnya peran warga dalam memilah sampah sejak dari rumah dan tidak membuang sampah sembarangan. Namun hingga kini kesadaran tersebut masih tergolong rendah. Di mana warga lebih memilih langsung membuang dari pada memilah.

“Warga memegang peran penting. Kami tidak bisa bekerja sendiri. Kalau masyarakat tidak sadar dan tetap membuang sampah sembarangan, maka sehebat apapun sistem yang kami siapkan akan tetap kewalahan,” tuturnya lagi.

Untuk itu, Sudirman mengajak seluruh warga Balikpapan untuk menjaga kebersihan, memanfaatkan fasilitas publik secara bijak dan terus berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi krisis lingkungan secara menyeluruh.

“Kami ingin masyarakat sadar soal kebersihan. Ini bagian dari visi kami menjadikan Balikpapan sebagai kota yang berkelanjutan. Kalau kita tidak mulai sekarang, generasi mendatang akan menanggung dampaknya. Mari kita jaga kota ini bersama,” pungkasnya. (man)