Pemkot Fokus Pembangunan Insinerator
Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan terus mendorong pemanfaatan teknologi insinerator. Hal ini seiring kondisi krisis ruang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Manggar yang bakal penuh dalam beberapa tahun ke depan. Di mana tercatat volume sampah warga rata-rata mencapai 400 ton per hari.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana mengatakan pemerintah setempat terus bergerak cepat. Agar pengelolaan sampah tidak hanya bersifat reaktif tapi juga produktif melalui konversi sampah menjadi sumber energi alternatif. Pemerintah saat ini menjadikan insinerator sebagai fasilitas utama dalam upaya menekan volume sampah.
“Kami tidak hanya fokus mengelola sampah baru. Kami juga akan menambang sampah lama dari zona 1 sampai zona 5 di TPA Manggar. Sampah-sampah itu akan kami bakar menggunakan insinerator agar lahan bisa kami manfaatkan kembali,” ujarnya, Rabu (16/04).
Sudirman menjelaskan penggunaan insinerator merupakan bagian dari transformasi sistem pengelolaan sampah di Balikpapan. Melalui pendekatan ini, pemerintah tidak hanya mengurangi tekanan terhadap kapasitas TPA. Namun juga menciptakan nilai tambah berupa energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Insya Allah, ke depan kita berupaya menghilangkan pemandangan gunungan sampah seperti sekarang. Zona-zona yang selama ini penuh, bisa diratakan dan dimanfaatkan kembali secara optimal,” jelasnya.
Saat ini, lanjut Sudirman, DLH mengalokasikan 5 hektar untuk pembangunan fasilitas insinerator dari total luas TPA Manggar sebesar 40 hektar. DLH tinggal menunggu hasil kajian resmi terkait kapasitas energi yang akan dihasilkan. Estimasi awal menunjukkan potensi produksi listrik sebesar 13.000 hingga 15.000 kilowatt (13–15 megawatt).
“Energi ini bisa disalurkan ke jaringan PLN atau digunakan untuk mendukung kebutuhan listrik kota. Kami melihat potensi besar dari pengolahan sampah menjadi energi. Ini bisa jadi sumber energi alternatif yang mendukung ketahanan energi daerah,” tuturnya lagi.
Menurut Sudirman, pemanfaatan insinerator juga membuka peluang bagi Balikpapan untuk menjadi pionir pengelolaan sampah berbasis teknologi ramah lingkungan. Langkah ini tidak hanya menyelesaikan masalah tumpukan sampah bahkan bisa menciptakan solusi yang berkelanjutan.
“Strategi ini upaya kita menunjukkan komitmen dalam membangun kota hijau dan berdaya saing. Ini bisa menjadi percontohan nyata bagaimana sampah bisa berubah menjadi sumber energi bagi masa depan,” tambahnya. (man)