Respon Keluhan, PDAM Perbaiki Kualitas Air

Balikpapan – Adanya keluhan pelanggan terkait kualitas air, PDAM Balikpapan langsung merespons dengan cepat. Bukan itu saja, kondisi air warga yang belum mengalir pun langsung disikapi. Saat ini, langkah-langkah kongret di lapangan dilakukan dengan upaya memaksimalkan kapasitas produksi di daerah-daerah yang tinggi.

Memang saat ini pola pemakaian air berubah. Apalagi setelah Ramadan dan Idul Fitri dan harus dinormalisasi dengan menjaga kontinuitas air yang diolah atau diproduksi dari setiap Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) PDAM.

“Kami sudah melakukan antisipasi untuk penanggulangan permintaan kebutuhan air ke pelanggan. Solusi jangka pendek yakni PDAM tetap mengarahkan kepada pelanggan untuk dapat memesan air tangki yang berada di Posko Tangki Jalan MT Haryono depan kantor Disdukcapil,” kata Direktur Utama (Dirut) PDAM Balikpapan, Haidir Effendi dalam keterangan persnya.

Dijelaskannya, pola konsumsi air PDAM di luar dan di bulan Ramadan sangat berbeda. Di luar bulan Ramadan, biasanya, pemakaian puncak pukul 05.00 pagi dan sore sekitar pukul 16.00 Wita, tetapi saat Ramadan pemakaian puncaknya pukul 02.00 Wita karena banyak warga yang melakukan sahur. “Kita akui daerah tinggi memang banyak yang belum mengalir. Antisipasi terus kita lakukan,” kata Haidir.

Wilayah Pelanggan yang mengalami tidak maksimalnya distribusi air adalah daerah-daerah gunung di Lokasi Kecamatan Balikpapan Barat, seperti Gn. Satu, Gn. Empat, Sidodadi, Gn. Bugis, Asrama Bukit hingga di Kelurahan Baru Tengah termasuk wilayah paling tinggi di Kecamatan Balikpapan Tengah didaerah Martadinata Jalan Pembangunan.

Disebutkan Haidir, selain kuantas air baku, ada pula keluhan yang masuk kaitan  kualitas air yang berwarna keruh dan berbau. Saat ini tim laboratorium dan bagian produksi PDAM Balikpapan terus berupaya melakukan tindakan perbaikan pada proses pengolahan air bersih pada dua instalasi pengolahan air minum terbesar milik PDAM yaitu IPAM Batu Ampar dan IPAM Kampung Damai. Mengingat kedua instalasi tersebut sumber air bakunya berasal dari Waduk Manggar.

“Memang faktor utamanya yang menjadi penyebab kekeruhan berasal dari sumber  Waduk Manggar. Karena terjadi perubahan terhadap kualitas air baku waduk akibat cuaca hujan yang otomatis menambah debit tetapi juga mengubah kualitas. “Saat ini level Waduk Manggar menjadi 10,41 meter (Minggu, 31 Mei 2020). Ini karena curah hujan tinggi,” ungkapnya.

Ditambahkan Haidir, kualitas air berubah karena  air hujan menyebabkan endapan lumpur yang sudah lama berada di dasar dan kemudian di pertengahan muka air waduk ikut terangkat dan  larut. Ini mengakibatkan, beban di unit pengolahan beroperasi dengan berat (air susah diolah) dan kekeruhan warna air, zat melayang  serta zat besi pun meningkat. (zha)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *