Fokus Daur Ulang, DLH Tambah BSU
Balikpapan – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan memperkuat strategi pengurangan sampah dari sumbernya dengan menggencarkan pembangunan Bank Sampah Unit (BSU) di tingkat kelurahan. Langkah ini tidak hanya menargetkan efisiensi pengelolaan sampah. Namun juga mendorong perubahan budaya masyarakat terhadap pemilahan dan daur ulang sampah.
Kepala DLH Kota Balikpapan, Sudirman Djayaleksana, menegaskan pihaknya memprioritaskan pembentukan BSU di 34 kelurahan untuk membentuk sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas yang berkelanjutan. Dalam program jangka pendek, DLH menargetkan minimal enam BSU aktif di setiap kelurahan.
“Kami mendorong masyarakat memilah sampah dari rumah. Dengan membangun enam BSU per kelurahan, maka akan terbentuk 204 BSU di seluruh kota. Ini langkah awal membentuk sistem yang mandiri dan efisien,” ujarnya, Sabtu (03/05).
Saat ini, lanjut Sudirman, Balikpapan sudah memiliki 77 BSU yang tersebar di berbagai wilayah. Keberadaan BSU ini berperan langsung dalam mengurangi beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), karena sampah yang terpilah tidak perlu lagi dikirim sepenuhnya ke tempat pembuangan akhir.
“Peran BSU tidak hanya berhenti pada pemilahan dan pengumpulan, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi sirkular di tingkat warga. Bank sampah bukan sekadar tempat buang sampah, tetapi juga bisa memberi nilai ekonomi. Masyarakat bisa menabung sampah yang punya nilai jual,” jelasnya.
Setiap kecamatan, menurut Sudirman, nantinya akan memiliki Bank Sampah Induk (BSI) sebagai pusat pengolahan lanjutan. BSI akan menerima sampah yang sudah terpilah dari BSU untuk diproses lebih lanjut sebelum sisanya dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS).
“Saat ini baru ada dua BSI yang beroperasi. Salah satunya, Bank Sampah Induk Kota Hijau di Sepinggan, Balikpapan Selatan, sudah memiliki 418 nasabah aktif. Ini menunjukkan antusiasme masyarakat cukup tinggi,” tuturnya lagi.
Sudirman berharap, dengan sistem pengelolaan yang terdesentralisasi melalui BSU dan BSI, Kota Balikpapan dapat mengurangi secara signifikan volume sampah yang masuk ke TPAS. Selain itu, program ini juga membuka peluang kerja baru, meningkatkan kesadaran lingkungan, dan mendorong tumbuhnya ekonomi berbasis sampah.
“Kami akan libatkan RT, PKK, hingga sekolah untuk membentuk ekosistem peduli lingkungan yang hidup di tengah masyarakat. Ini bukan sekadar program teknis, tapi juga gerakan sosial,” tambahnya. (man)