DLH Dorong Optimalisasi ITF
Balikpapan – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan terus berupaya meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah organik melalui fasilitas *Intermediate Treatment Facility* (ITF). Kepala Bidang Kebersihan DLH Kota Balikpapan, Dodi Yulianto, menyebut potensi pengolahan sampah organik di ITF belum termanfaatkan secara optimal.
“ITF kami memiliki kapasitas mengolah hingga 10 ton sampah per hari. Namun, realisasinya baru mencapai sekitar 2 hingga 3 ton per hari,” ujarnya, Senin(12/05).
Dodi menekankan pentingnya optimalisasi kapasitas pengolahan, mengingat tingginya volume sampah organik yang dihasilkan pasar setiap harinya. Di mana DLH Balikpapan mencatat mayoritas sampah yang masuk ke ITF berasal dari pasar-pasar tradisional di kota ini. Sampah tersebut sebagian besar terdiri dari limbah organik seperti sisa sayuran dan bahan pangan yang mudah terurai.
“Mayoritas sampah yang kami kelola di ITF berasal dari pasar. Sampah jenis ini didominasi oleh limbah organik seperti sayuran dan sisa bahan pangan lainnya,” jelasnya.
Dodi mengungkapkan pemilahan ini sangat penting agar kompos yang dihasilkan bermanfaat dan aman digunakan. Petugas di ITF melakukan pemilahan menyeluruh untuk memastikan bahan organik yang diproses memiliki kualitas baik.
“Kami melakukan pemilahan secara detail untuk memisahkan sampah organik dari bahan non-organik. Proses ini menentukan kualitas kompos yang kami hasilkan,” lanjutnya.
Selain itu, lanjut Dodi, DLH Balikpapan tidak hanya memproduksi kompos, tetapi juga membagikannya secara gratis kepada masyarakat. Kompos hasil pengolahan tersebut digunakan untuk mendukung kegiatan pertamanan kota serta membantu masyarakat yang membutuhkan untuk kegiatan pertanian dan penghijauan.
“Kompos yang dihasilkan kemudian kami bagikan secara gratis, baik kepada masyarakat yang membutuhkan untuk kepentingan sosial maupun untuk menunjang kegiatan pertamanan kota,” tuturnya lagi.
Namun, Dodi menilai rendahnya volume sampah yang berhasil diolah berbanding lurus dengan rendahnya tingkat pemilahan sampah dari sumber. Untuk itu, ia mengajak masyarakat, khususnya pedagang pasar dan warga sekitar, untuk mulai memilah sampah organik dan anorganik sejak dari rumah atau tempat usaha.
“Kami butuh dukungan masyarakat agar proses pemilahan terjadi di sumbernya. Tanpa itu, ITF tidak bisa beroperasi secara maksimal,” tambahnya. (man)