DLH Dorong Pemilahan Sampah Mandiri

Balikpapan – Pemerintah Kota Balikpapan menjadikan pengelolaan sampah rumah tangga sebagai strategi utama. Hal itu untuk mencapai target pengurangan sampah sebesar 50 persen pada 2025. Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), pemerintah menegaskan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam memilah sampah organik dan anorganik sejak dari sumbernya.

Kepala DLH Kota Balikpapan, Sudirman, mengatakan keberhasilan pengurangan sampah tidak hanya bertumpu pada program pemerintah, tetapi juga pada perubahan perilaku warga. “Kami mendorong masyarakat untuk mandiri dalam memilah sampah sejak di rumah. Ini langkah konkret yang paling berdampak,” ujarnya, Jumat (02/05).

Untuk itu, lanjut Sudirman, DLH menargetkan pengurangan sampah sebesar 50 persen tahun ini. Angka tersebut mengalami kenaikan 20 persen dari capaian sebelumnya yang berada di angka 30 persen di tahun 2024. Target ini selaras dengan arahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Kami tidak menunggu program pusat turun. Kami bergerak dari bawah, dari rumah tangga, RT, RW, dan kelurahan. Inisiatif lokal seperti bank sampah tetap kami dukung dan perkuat. Intinya memang dukungan dan kesadaran dari warga sendiri,” jelasnya.

Saat ini, menurut Sudirman, Kota Balikpapan sudah memiliki 77 bank sampah yang tersebar di seluruh kelurahan. DLH akan memanfaatkan keberadaan bank-bank sampah ini sebagai simpul edukasi dan praktik pengelolaan sampah berbasis komunitas. Agar bank sampah bukan hanya tempat menabung sampah. Tetapi juga pusat perubahan budaya warga terhadap pengelolaan sampah.

“Kami juga telah menyiapkan berbagai program untuk melibatkan warga. Program-program tersebut mencakup pendampingan teknis pengolahan sampah organik, sosialisasi masif dan monitoring berkala. Jadi tidak hanya sosialisasi tapi juga mendampingi dan mengevaluasi,” tuturnya lagi.

Sudirman menyebut setiap kegiatan pemilahan sampah menerapkan standar pengukuran dan dampak positifnya. Karena pemerintah menilai pemilahan sampah sebagai langkah strategis karena mampu mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA) secara signifikan. Dirinya juga optimis target 50 persen akan tercapai jika seluruh elemen masyarakat terlibat aktif.

“Semakin sedikit sampah yang dibuang ke TPA, semakin panjang masa pakai TPA. Itu artinya efisiensi biaya dan ruang. Kalau semua bergerak, tidak ada yang tidak mungkin. Kami perlu pengelolaan sampah berbasis warga,” pungkasnya. (man)